Arsip Blog

Kamis, 16 Maret 2017

MazeMedia Net



Kalian tahu Gramedia? Atau jangan-jangan gak tahu? Kalau Erlangga? Tapi bukan nama orang ya, apalagi cogan. 🙅
Maksud author, mereka-mereka adalah salah dua penerbit mayor di Indonesia yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dalam dunia percetakan dan penerbitan. Penerbit Gramedia dan Erlangga sendiri sedikit berbeda dalam hal hasil produksi. Dimana Gramedia yang banyak menerbitkan buku ber-genre fiksi, realita, pendidikan, maupun pengetahuan umum, dan Gramedia sendiri begitu dikenal dengan novel-novelnya yang merajai rak-rak di toko buku maupun perpustakaan. Sedangkan penerbit Erlangga sendiri lebih banyak menerbitkan buku pendidikan dan lebih mengutamakan genre pengetahuan dalam buku-buku terbitannya. Bahkan kebanyakan sekolah mempergunakan buku-buku terbitan Erlangga ini disamping penggunaan BSE dari pemerintah.

Tapi disini, author ingin berbagi tentang penerbit indie yang mungkin belum kalian kenal. Dan sebelumnya, kalian tahu gak bedanya penerbitan mayor dan penerbitan indie? Biar author sampaikan secara singkat, penerbitan mayor dan indie sendiri berbeda dari segi cara mereka menerbitkan buku. Untuk penerbit mayor seperti Gramedia, mereka menerima naskah dari penulis dan menyeleksinya. Apabila naskah resmi diterbitkan, penulis akan menerima sejumlah royalti dan secara otomatis buku kamu akan bertengger di rak toko buku. Tentunya dengan logo premium sekelas Gramedia!

Berbeda dengan penerbitan indie, yang tanpa adanya seleksi bahkan dalam penerbitannya memerlukan biaya pribadi dari penulis. Maksudnya, bagi kalian yang ingin menerbitkan naskah, kalian diharuskan membayar sejumlah uang guna biaya produksi, biasanya tersedia dalam bentuk paket terbit, dengan fasilitas antara lain editing layout, desain cover, isbn, dll. Dan penerbitan ini juga mewajibkan kalian menjual/mempromosikan buku kalian secara pribadi, maksudnya kalian sendiri yang mempromosikan dan menjual buku kalian, bukannya dipasarkan langsung oleh penerbit, justru biasanya penerbit pun menjual buku kalian melalui online, bukan dijejeran rak toko buku.

MAZEMEDIA
Penerbit indie ini salah satu yang author segani dari segi penerbitannya, meskipun hanya penerbit indie dan baru didirikan pada Agustus 2016 kemarin, tetapi kerja keras dan kekuatan mental dari direksi beserta tim kerja mereka patut disegani.
Diawal perintisannya pun Mazemedia sudah menargetkan ingin menggaet 1000 penulis dalam 4 bulan. Dan meski belum tercapai, sang direksi, Yosu Putra masih tetap berpikir positif dalam semangatnya membangun Mazemedia ini. Adapun even-even yang diadakan dalam menggaet para penulis seperti lomba cerpen Rona Cerita, lomba cerpen EmpatEmpat, lomba puisi 100 kastil, even PARVENDER, Mazemedia Emblem, dan paket penerbitan 100rb.
Bahkan sebenarnya di awal pendirian Mazemedia sendiri belum meperoleh akta pendiriannya, alias belum resmi. Mazemedia juga awalnya belum memiliki percetakan sendiri, menyebabkan besarnya biaya produksi yang tinggi, sehingga dalam penjualannya, buku-buku terbitan menjadi mahal juga. Namun tak lama setelahnya, Mazemedia diresmikan dan kini mempunyai percetakan sendiri. Harga bukupun turun, dan rupanya hal ini meningkatkan semangat juang dari segenap tim yang bekerja.
Sampai sekarang, Mazemedia masih tekun dalam segala kegiatannya, dan baru-baru ini mereka membuka kembali paket penerbitan 150ribu. Mazemedia juga punya project pengumpulan dana bagi sekolah kurang mampu di Indonesia.
 

 
 Berikut beberapa terbitan MazeMedia :
cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)

cr : MazeMedia Net (fb)
 Artikel ini tidak dimaksudkan untuk promosi atau sebagainya.😅 Tapi admin berharap semoga bermanfaat. 😁

Tidak ada komentar:

Posting Komentar