Kalian
tahu Gramedia? Atau jangan-jangan gak tahu? Kalau Erlangga? Tapi bukan nama
orang ya, apalagi cogan. 🙅
Maksud
author, mereka-mereka adalah salah dua penerbit mayor di Indonesia yang sudah
sangat dikenal oleh masyarakat dalam dunia percetakan dan penerbitan. Penerbit
Gramedia dan Erlangga sendiri sedikit berbeda dalam hal hasil produksi. Dimana
Gramedia yang banyak menerbitkan buku ber-genre fiksi, realita, pendidikan,
maupun pengetahuan umum, dan Gramedia sendiri begitu dikenal dengan
novel-novelnya yang merajai rak-rak di toko buku maupun perpustakaan. Sedangkan
penerbit Erlangga sendiri lebih banyak menerbitkan buku pendidikan dan lebih
mengutamakan genre pengetahuan dalam buku-buku terbitannya. Bahkan kebanyakan
sekolah mempergunakan buku-buku terbitan Erlangga ini disamping penggunaan BSE
dari pemerintah.
Tapi
disini, author ingin berbagi tentang penerbit indie yang mungkin belum kalian
kenal. Dan sebelumnya, kalian tahu gak bedanya penerbitan mayor dan penerbitan
indie? Biar author sampaikan secara singkat, penerbitan mayor dan indie sendiri
berbeda dari segi cara mereka menerbitkan buku. Untuk penerbit mayor seperti
Gramedia, mereka menerima naskah dari penulis dan menyeleksinya. Apabila naskah
resmi diterbitkan, penulis akan menerima sejumlah royalti dan secara otomatis
buku kamu akan bertengger di rak toko buku. Tentunya dengan logo premium
sekelas Gramedia!
Berbeda
dengan penerbitan indie, yang tanpa adanya seleksi bahkan dalam penerbitannya
memerlukan biaya pribadi dari penulis. Maksudnya, bagi kalian yang ingin
menerbitkan naskah, kalian diharuskan membayar sejumlah uang guna biaya
produksi, biasanya tersedia dalam bentuk paket terbit, dengan fasilitas antara
lain editing layout, desain cover, isbn, dll. Dan penerbitan ini juga
mewajibkan kalian menjual/mempromosikan buku kalian secara pribadi, maksudnya
kalian sendiri yang mempromosikan dan menjual buku kalian, bukannya dipasarkan
langsung oleh penerbit, justru biasanya penerbit pun menjual buku kalian
melalui online, bukan dijejeran rak toko buku.
MAZEMEDIA
Penerbit
indie ini salah satu yang author segani dari segi penerbitannya, meskipun hanya
penerbit indie dan baru didirikan pada Agustus 2016 kemarin, tetapi kerja keras
dan kekuatan mental dari direksi beserta tim kerja mereka patut disegani.
Diawal
perintisannya pun Mazemedia sudah menargetkan ingin menggaet 1000 penulis dalam
4 bulan. Dan meski belum tercapai, sang direksi, Yosu Putra masih tetap
berpikir positif dalam semangatnya membangun Mazemedia ini. Adapun even-even
yang diadakan dalam menggaet para penulis seperti lomba cerpen Rona Cerita,
lomba cerpen EmpatEmpat, lomba puisi 100 kastil, even PARVENDER, Mazemedia
Emblem, dan paket penerbitan 100rb.
Bahkan
sebenarnya di awal pendirian Mazemedia sendiri belum meperoleh akta
pendiriannya, alias belum resmi. Mazemedia juga awalnya belum memiliki
percetakan sendiri, menyebabkan besarnya biaya produksi yang tinggi, sehingga
dalam penjualannya, buku-buku terbitan menjadi mahal juga. Namun tak lama
setelahnya, Mazemedia diresmikan dan kini mempunyai percetakan sendiri. Harga
bukupun turun, dan rupanya hal ini meningkatkan semangat juang dari segenap tim
yang bekerja.
Sampai
sekarang, Mazemedia masih tekun dalam segala kegiatannya, dan baru-baru ini
mereka membuka kembali paket penerbitan 150ribu. Mazemedia juga punya project
pengumpulan dana bagi sekolah kurang mampu di Indonesia.
Berikut beberapa terbitan MazeMedia :
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
cr : MazeMedia Net (fb) |
Artikel ini tidak dimaksudkan untuk promosi atau sebagainya.😅 Tapi admin berharap semoga bermanfaat. 😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar